Para pelajar dari berbagai sekolah itu ceria mengikuti pelatihan bersama di panggung untuk persiapan pentas di pertengahan April 2025 mendatang.
Depok – Sore yang cerah di Betawi Ngoempel Creative Center, Tanah Baru, Depok, Sabtu (15/2/2025). Para pelajar dari berbagai sekolah itu berkumpul mengikuti Arah para mentornya. Ada Firman Djali, Zaenal dan didampingi oleh Edi Darim yang memberikan arahan tentang Lenong Denes kepada rombongan generasi muda itu. Riuh. Interaktif.
“Pokoknya kalo pas kalian masuk sesi komedi, jangan nanggung dan ragu untuk ngablak dan melucu. Spontan direspon aja,” ujar Firman, di tengah proses latihan Lenong Denes.
Marwah, siswi kelas 10 di Sekolah Master, Depok yang kedapuk menjadi pemeran Ratu dalam audisi lenong itu kemudian bersuara lantang, “Demi anakku aku setuju. Tapi sebelum itu apakah tidak berbahaya untuk mengambil Kembang Rongo Jati,” ucapnya.
Zaenal kemudian memberi Arah kepada para peserta pelatihan ke para pelajar putera. “Jadi, ini sayembara ke kampung-kampung. Untuk mengucapkannya pun harus jelas dan tegas,” ujar Zaenal, Abang dari Firman Djali.
Si pelajar cowok itu pun menjawab, “Kita adakan sayembara. Kalau laki-laki akan dinikahkan dengan putrinya. Kalau perempuan akan dijadikan saudara,” ujar siswa itu dengan mantap.
Zaenal, Firman dan Edi Darim sedang menyeleksi para pemeran, semacam audisi, meski tentunya semua pelajar itu akan dilibatkan dalam pelatihan persiapan pementasan Sabtu malam (26/2/2025). Waktu masih panjang. Tapi para pemain harus segera memastikan waktu untuk latihan yang memadai.
“Dengar ya, Adik-adik. Siapa yang jadi Raja Jin, ini Bang Zaenal kasih contoh,” kata Edi Darim.
Zaenal pun tertawa, “Ha ha ha, akulah Raja Jin. Tidak takut sama siapa pun. Kalau ada manusia datang ke sini mau sepuluh orang kalau seratus orang kita hadapi. Tugas kita jaga Kembang Rongo Jati,” ujarnya.
Panji, siswa SMA PGRI, Rasya dan Nur Indah, siswi SMK Forward Nusantara yang jadi jin pun mengikuti, mereka tertawa bersama. Suara tenor dan bas mereka menggelegar memenuhi ruang terbuka panggung BNCC.
Lakon sudah ada. Namun naskah akan dibuat dan berkembang seiring dengan proses latihan.
Inilah momen latihan sekaligus pencarian aktor dan aktris lenong. Tim workshop langsung membentuk grup.
Lembaga Kebudayaan Depok akan memeriksa setiap proses terbentuknya grup lenong pelajar ini dan telah menjadwalkan empat pementasan kepada mereka yaitu pertunjukan Lenong Denes pada
26 April 2025 untuk pertunjukan Lenon Denes, 26 Juli 2025 untuk pertunjukan Lenong Preman dan 4 Oktober 2025 untuk pertunjukan keduanya, Lenong Denes sekaligus Lenong Preman. Pelatihan dan pertunjukan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan Depok ini merupakan bagian dari program Dana Indonesiana untuk memajukan kebudayaan khususnya seni tradisi di Kota Depok.
“Kami akan membuatkan skenario buat kalian. Kalian membentuk grup. Nanti skenario akan jadi pegangan untuk kalian,” ujar Ketua Lembaga Kebudayaan Depok Kurniawan kepada para murid, saat ditemui di tempat latihan.
Isi skenario dipengaruhi oleh interaksi selama pelatihan. Menangkap dialog dan menyesuaikan dengan ucapan mereka di panggung adalah kekhasan dari teater tradisi di Nusantara termasuk lenong.
Ada pun skenario tetap tak terlalu dominan dijadikan patokan sebagaimana teater modern.
Di panggung, tetap saja akan muncul improvisasi, kejenakaan spontan dan kekhasan tiap pemain. Kejelian para mentor, kualitas talenta para siswa dan kegigihan pelatihan semua yang terlibat akan menentukan hasil pementasan setidaknya akan terlihat pada Sabtu malam, 26 April mendatang.
“Di bulan Maret mendatang, pelatihan akan kami liburkan selama Bulan Ramadhan dan Idul Fitri, setelah itu kita akan terus aktif sampai awal Oktober mendatang. Empat pertunjukan akan menjadi uji hasil dari proses latihan para siswa dalam memahami kebijakan tradisi lenong di Kota Depok,” pungkas Kurniawan.@