Pencak silat dari Indonesia
diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2019 di Bogota, Kolombia.
Silat Betawi merupakan bagian dari khasanah silat di Nusantara yang memiliki potensi sama dengan seni bela diri lain di dunia.
Hal itu dinyatakan Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris dalam diskusi di Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat, Minggu (23/6).
Fahira yang juga Ketua Umum ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) mengungkapkan bahwa pencak silat dari Indonesia
telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2019 di Bogota, Kolombia.
Dia juga melihat bahwa keberadaan UU No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan adalah bagian dari kesempatan untuk menjadikan silat Betawi atau kerap disebut “seni main pukul” ini sebagai bagian dari agenda yang harus dilanjutkan di materi Perda khususnya di DKI Jakarta.
Pada acara Kongkow Budaya yang diletakkan dalam acara Festival Budaya Betawi selama dua hari (22-23 Juli 2023) ini, jadi ajang para narasumber mengemukakan pandangan sehingga budaya Betawi dapat tak lekang seiring perkembangan waktu.
“Segala cara harus kita tempuh agar seni dan budaya Betawi tak hanya menjadi pengiring modernisasi Kota Jakarta, tetapi juga mewarnai dunia. Membawa budaya Betawi ke pentas dunia itu butuh kerja keras dan kerja cerdas, partisipasi serta kolaborasi semua pihak.
Selain itu, pengembangan Budaya Betawi harus dilakukan lewat pendekatan bottom up, karena yang paling paham budaya Betawi adalah warga Betawi sendiri,” ujar Fahira Idris saat membuka festival itu.
Agenda itu tidak bisa hanya mengandalkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saja, tetapi melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, media massa, hingga berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya.
“Untuk itu, kita akan terus memperjuangkannya di lembaga legislatif. Tentu saya harapkan juga diperjuangkan hingga ke DPRD,” ujar Fahira.
Kekayaan budaya Betawi dan kemampuannya yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman adalah potensi luar biasa budaya Betawi untuk terus melestarikan, mengembangkan bahkan memperkenalkannya ke dunia.
Sedangkan Ketua Umum Percira Rawa Belong Robi Indra selain melihat silat sebagai seni bela diri juga sarana untuk memperkuat spiritual sehingga sangar penting untuk dijadikan sebagai muatan lokal hingga materi ekstrakurikuler khususnya di wilayah Provinsi DKi Jakarta.
Robi yang juga seorang pengajar di sekolah ini mengatakan dia sudah mendorong para pesilat untuk sejajar dengan bela diri lainnya agar menjadi materi di sekolah khususnya di wilayah Jakarta Barat.
Silat sebaga sarana spiritual itu direspon oleh Sekretaris Wilayah Bang Jafar Jakbar,
Shodiq Abdul Aziz.
“Guru silat juga adalah guru ngaji. Sehingga silat khususnya di Betawi menjadi bagian dari spiritual, mental dan rohaniah bagi pelaku silatnya,” ujar Shodiq yang juga anggota Himpunan Cendekiawan Betawi.
Silat dalam Film dan Media Digital
Diskusi yang dibuka oleh Kasudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat, Ahmad Syaropi itu sekaligus juga dalam rangka memperingati HUT Ke 496 Tahun Kota Jakarta dan Milad Ke-6 Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar).
Vice President RANS PIK Basketball Prihadi Utomo mengungkapkan pentingnya silat agar memasyarakat di khalayak populer dan kalangan generasi Y.
Pernyataan Prihdi didukung Desliana Zulhida, entrepreneur yang aktif di Managemen Sueb Band dan CEO DZ Event & Entertainment.
Dia mengungkapkan bahwa sosok pesilat dan aktor Iko Uwais di film The Raid perlu mewarnai industri hiburan.
Sebagaimana martial arts Karate dan Taekwondo, Silat juga perlu masuk di tengah kancah dan gelanggang hiburan lainnya.
“Bagaimana musik K-Pop bisa menjadi wabah dan tren di Indonesia. Kita juga harus melakukan itu. Termasuk, misalnya, agar silat melahirkan banyak tokoh seperti Iko Uwais-Iko Uwais lainnya di negeri ini,” ujarnya.
Sebuah perjuangan yang tak mudah. Karena untuk mematangkan jalan industri K-Pop, di tengah kekuatan musik dari Amerika, Eropa, Jepang, Korea pun harus memperkuat dulu entitas budaya tradisinya hingga berkarakter di kancah musik global.
Festival ini juga diisi dengan berbagai pagelaran seni Budaya Betawi termasuk Palang Pintu, Nandak Main Pukul Betawi, Lenong hingga Gambang Kromong. Juga berbagai kegiatan di tengah Pasar Rakyat, termasuk Band Betawi seperti Sueb Reborn Band dan Teradahan Band, senam EZ Aerobic, Manusia Petasan dan Flashmob Cingkrik.@