Nama Keren Gabus Hias itu Channa

Foto; Sihar Ramses Simatupang -- IKAN CHANNA - Channa asiatica, salah satu jenis gabus hias bertaburan mutira di tubuhnya, endemik dari perairan di negeri Tiongkok.

Gabus hias adalah jenis gabus yang memiliki strain atau jenis yang berbeda dengan ikan gabus yang kerap kita jadikan lauk.

Bukan gabus pucung atau yang dipotong untuk mendapatkan albuminnya. Jenis ikan gabus konsumsi yang itu adalah channa jenis striata, gabus empang atau gabus sungai. Juga gabus sawah atau channa gachua.
Channa telah menjadi primadona sebagai salah satu kebanggaan ikan predator akuarium. Channa hias punya banyak jenis. Channa kini disamakan dengan penampilan ikan cupang (betta). Dari motif, warna hingga bentuk.
Motif, dari yang mirip bunga, garis tebal atau bar seperti pada Channa maruliodes, Channa marulius, dari Sumatera, Kalimantan dan Malaysia. Warna kebiruan atau kemerahan Channa Pulchra dan Channa Ornalius dari Myanmar. Warna putih, merah hingga keperakan Channa Asiatica. Begitu pun Channa auranti, Channa andrao hingga Channa ornalius.
Berdasarkan ukuran channa pun terbagi lagi. Darj yang berukuran besar hingga yang ukuran kecil atau dwarf channa.
Channa ukuran besar seperti micropheltes atau toman juga channa maruliodes. Ukuran medium, sebut saja, channa bangkanensis dan channa pleurogramma. Ukuran kecil seperti Channa asiatica, Channa pulchra, juga channa limbata.

Bacaan Lainnya

(Baca juga: Populernya Tanaman Monstera atau “Janda Bolong”)

Tidak Manja

Selain keindahan warna dan corak, ikan yang bernafas dengan labirin ini, tidak memerlukan mesin filter dan aerator saat dipelihara di akuarium. Tidak memerlukan listrik – meski beberapa ada yang menggunakan kedua mesin akuarium ini sesekali. Substrat di dasar air dapat berupa pasir malang merah, hitam, bebatuan, akar mati, tanaman air atau pun polosan tanpa set tertentu.
Seorang pemelihara channa, Eko Apri, yang juga salah satu admin grup Predator Bocide (Bogor-Citayam-Depok) di media sosial ini beralih dari ikan predator seperti arwana dan louhan ke ikan channa. Selain menelihara berbagai jenis channa, kini dia berhasil mengawinkan channa asiatica. Kini, telur pasangan channa dari Cina ini menetas dan menghasilkan banyak burayak. “Doakan saja burayak Asiatica saya ini sehat,” ujar Eko Apri, saat dihubungi oleh anjangsana.id pada Senin (14/9).
Kemudahan perawatan juga diakui oleh Allan Poland, seorang penyuka channa lainnya. “Dia bukan ikan manja.
Ngurusnya simple, perawatannya mudah, kuat terhadap suhu air, ga pilih pilih makanan. Selain seni keindahan pada warnanya, bagi saya, Chana itu ikan penyejuk mata,” ujarnya,, Rabu (16/9).
Untuk perawatan, pemelihara channa seperti Teguh Triyanto juga ikut memberikan tips khusus. “Kalo keliatannya ikan itu udah agak lemes berarti kualitas air sudah mulai jelek. Dia nggak suka. Nah dari air di akuarium yang ada, dibuang 70% air lamanya. Langsung diisi air baru,” saran Teguh.
Seperti penyuka tanaman atau berbagai jenis hewan lain, memeluhara channa juga dapat menjalin tali silaturahmi. Saat ini, meski di tengah pandsmi yang merisaukan ini, kontak via online di antara ikan predator channa tetap aktif dan ramai di komunitasnya. Eko Apri, misalnya, bersama rekan-rekan pemelihara channa lainnya kerap berkomunikasi. Bila pandemi ini berlalu, mereka berencana membuat pameran sederhana di wilayah Bogor dan sekitarnya. Meski belum terwujud, dia mengharapkan channa dapat dibudidaya di masing-masing rumah anggotanya. “Diternakkan sendirilah. Tapi seperti predator invasif lainnya, jangan biarkan channa lepas di alam liar. Berbahaya untuk ikan lokal di sekitar lingkungan si pemelihara,” pungkas Apri.@

Pos terkait

Tinggalkan Balasan