Bogor tidak saja dikenal sebagai Kota Hujan.Serius? Coba deh kunjungi kawasan Surya Kencana. Dijamin pasti bakal terpuaskan. Bukan apa-apa: kawasan yang dikenal sebagai Lawang Surya Kancana itu tersaji kuliner yang bisa memanjakan lidah.
Hari Minggu (6/2/2022), saya sengaja pelesiran di Surya Kencana. Berangkat dari Depok menumpang KRL Commuter Line menuju Stasiun Bogor. Turun di stasiun besar tersebut, saya langsung naik angkutan kota (angkot) 02 yang melewati Jalan Surya Kencana. Saya sengaja turun persis di pintu gerbang Surya Kencana.
Gerbang kokoh dari beton dan kayu itu terpampang tulisan Lawang Surya kancana Kampung Tengah – Buitenzorg Dayeuh – Bogor. Gerbang tersebut seperti merayu untuk segera menyelusuri kawasan yang dikenal sebagai Kawasan Pecinan di Kota Hujan Bogor.
Kebetulan saya tiba pas jam makan siang. Perut keroncongan. Tanpa pikir panjang, saya pun memulai petualangan di Kawasan Surya Kencana. Kesibukan sangat luar biasa tampak di sana. Pelbagai toko berjejer beberapa meter saat memasuki gerbang kokoh tersebut. Ada toko yang menjajakan peralatan rumah tangga. Ada juga yang menjual sepeda. Mulai dari sepeda anak-anak hingga sepeda gunung. Tak ketinggalan sepeda lipat yang lagi tren karena bisa masuk ke ruang-ruang KRL Commuter Line.
Baru jalan beberapa meter, hidung saya mulai tergoda dengan kuliner khas Surya Kencana apalagi saat menapaki kawasan Gang Aut. Pelbagai makanan yang kebanyakan tradisional tersaji di sana. Mulai dari soto kuning, kembang tahu, wedang ronde, lumpia basah, bakso Gang Aut hingga asinan jagung bakar merayu untuk siap disantap. Gila bener nih!
Usut punya usut kawasan Surya Kencana dulu merupakan pusat perniagaan. Perjalanan waktu akhirnya sepotong jalan tua yang menjadi bagian dari De Grote Postweg yang dibangun 1808 atas perintah Gubernur Jenderal Deandles berubah drastis menjadi kawasan Pecinan dan lokasi kuliner yang paling jempolan hingga kini.
Dari semua kuliner yang terdapat di Surya Kencana, Warung Soto Kuning Pak Yusuf paling tersohor. Setiap akhir pekan jangan ditanya lagi antrean untuk menyantap soto tersebut. Pengunjung rela berdiri dan menunggu giliran hanya untuk memanjakan lidah dengan harga yang tidak lebih dari Rp40 ribuan.
Ternyata tidak cuma soto kuning yang menjadi kuliner ciri khas kawasan Surya Kencana. Masih bejibun kuliner di sana lho! Ada taoge goreng yang enak banget. Renyah dan suwer tak ada dua nya. Belum lagi ada Martabak Encek yang harganya tak lebih dari Rp60 ribu. Harga tergantung kandungan isi martabak.Talas rebus yang dihiasi gula merah dan kelapa parut.
Bagaimana dengan lumpia basah. Wah soal kuliner yang satu ini jangan ditanya lagi deh. Apalagi yang berada di kawasan Gang Aut. Wah pokoknya nikmat banget. Selain itu, ada juga Es Pala Pak Ujang. Tenggorokan seperti disapu minuman yang bikin seger. Tak sampai di situ, minuman birkotjok pun menghiasi trotoar di Surya Kencana. Minuman tradisional yang sudah kondang di Kota Hujan Bogor.
Tak cukup sampai di situ. Ada kuliner lainnya. Apatuh? Ada Combro Atmajaya. Ada pula Laksa Bogor yang dibanderol tidak lebih dari Rp15 ribu hingga Rp20 ribu. Belum lagi ada Bakso Kikil Pak Jaka seharga Rp25 ribu hingga Rp30 ribu. Belum lengkap rasanya jika pengunjung tidak menyantap Sate Sumsum Pak Oo.
Matahari sudah condongke Barat. Pengunjung kawasan kuliner Surya Kencana mulai menipis. Lalu lintas di Jalan Surya Kencana pun tak seramai pagi dan siang tadi. Kebetulan hujan rintik mulai turun. Saya pun bergegas meninggalkan kawasan Kuliner Surya Kencana. Perut sudah terisi dengan pelbagai sajian yang – suwer – paling enak!
Saya menapaki trotoar dengan berjalan kaki dengan jas hujan yang saya bawa sejak dari Depok tadi. Menyelusuri trotoar Jalan Surya Kencana seperti meninggalkan suasana yang menyenangkan. Dan, akhirnya angkutan kota 03 pun membawa saya kembali ke Stasiun Besar Bogor kembali pulang.
Ya kawasan kuliner Surya Kencana memang jempolan. Jadi ingat jangan lupa mampir ke Surya Kencana ketika mengunjungi Kota Hujan Bogor ya? (Norman Meoko)
