Lebaran, Pahami Makna dan Filosofi Ketupat dan Opor Ayam

Di tengah nikmatnya hidangan lebaran Idul Fitri, ketupat dan opor ayam ternyata memiliki makna dan filosofi yang menarik.

Hari lebaran Idul Fitri selalu identik dengan kumpul bersama dengan keluarga dan makan hidangan khas lebaran yang beragam, seperti ketupat, opor ayam, gulai, rendang, dan sambal goreng kentang. Tak lupa juga kue kering khas lebaran, seperti nastar, kastengel dan lainnya.

Bacaan Lainnya

Salah satu makanan yang paling sering dihidangkan saat lebaran Idul Fitri adalah ketupat dan opor ayam. Ketupat dan opor ayam sendiri sebenernya sudah menjadi tradisi di Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Pada sejarahnya, ketupat dan opor ayam menjadi sajian dari rakyat untuk para raja. Namun, kini ketupat dan opor ayam bisa dinikmati siapa saja saat Lebaran.

Selain enak disantap sebagai hidangan lebaran Idul Fitri, ketupat dan opor ayam memang mempunyai makna filosofis yang menarik. Berikut ulasannya :

Filosofi Ketupat
Menurut masyarakat atau adat Jawa, bentuk ketupat mewujudkan kiblat papat limo pancer. Yang berarti, dari bentuk ketupat tersebut adalah empat arah mata angin utama yaitu, timur, barat, selatan, dan utara. Tetapi hanya ada satu kiblat atau pusat.

Keempat sisi ketupat juga diartikan sebagai empat macam nafsu yang dimiliki oleh manusia dan dikalahkan dengan cara berpuasa. Jadi kalau makan ketupat, bisa dibilang kita mampu mengalahkan nafsu dalam diri kita.

Bentuk ketupat yang begitu sempurna juga melambangkan kemenangan umat Islam di hari Lebaran. Kemenangan itu dicapai setelah berpuasa selama satu bulan dan mengalahkan segala hawa nafsu dalam diri kita.

Sedangkan bungkusan ketupat yang begitu rumit mencerminkan berbagai kesalahan manusia. Saat bungkusan itu dibuka, akan tampak nasi putih yang melambangkan kebersihan dan kesucian hati kita setelah memohon ampun.

Kata ketupat sendiri merupakan singkatan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Yang menurut Bahasa Jawa, Ngaku Lepat berarti mengakui kesalahan.

Sedangkan Laku Papat, menandakan istilah tindakan saat Idul Fitri yaitu lebaran, luberan, leburan dan laburan. Lebaran menandakan berakhirnya waktu berpuasa. Luberan berarti ajakan bersedekah melalui zakat fitrah.

Dan leburan menandakan leburnya dosa dan kesalahan. Sedangkan laburan adalah harapan agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin.

Filosofi Opor Ayam

Sajian ketupa tak lengkap rasanya tanpa opor ayam Kedua hidangan ini sangat menjadi primadona saat lebaran. Opor ayam juga memiliki makna yang serupa. Makna opor ayam adalah lambang permintaan maaf. Opor yang terbuat dari santan memiliki arti pangapunten atau permintaan maaf.

Nah, demikian penjelasan makna filosofi ketupat dan opor ayam saat lebaran. Kalau disajikan bersama, ketupat dan opor ayam memiliki arti permintaan maaf yang tulus serta diikuti niat untuk memperbaiki diri dengan hati yang bersih nan suci.@

Pos terkait

Tinggalkan Balasan