Publik lebih memilih melakukan pemesanan kebutuhan melalui gadget. Kinerja apotek mampu memenuhi gaya hidup di era digital ini.
Aplikasi canggih untuk keperluan apotek yang menyediakan kebutuhan medis sangat dibutuhkan di dunia digital saat ini. Kebutuhan itu terjawab dengan keberadaan sistem manajemen apotek yang lengkap yang dirancang untuk menyederhanakan operasi harian pemilik apotek di Indonesia.
Menjawab tantangan ini, OLIN adalah aplikasi khusus yang dikembangkan untuk membantu pemilik apotek dalam mengelola operasi dari awal hingga akhir. Mulai dari pembelian produk dari distributor, penjualan kepada pelanggan baik melalui saluran online maupun offline, hingga memberikan wawasan bisnis yang berharga.
Pengurus G.P. Farmasi Indonesia DKI Jakarta Teddy Iman Soewahjo kepada wartawan di Jakarta, Selasa (7/6) mengatakan bahwa apotek adalah garda terdepan dalam rantai pasok obat dan alat kesehatan kepada masyarakat. Kini, permintaan akan obat-obatan dan alat kesehatan secara digital makin digemari.
Publik lebih memilih melakukan pemesanan kebutuhan mereka melalui gadget mereka. Langkah itu lebih mudah dan cepat, sehingga kinerja apotek pun lebih mampu menjawab memenuhi gaya hidup di era digital ini.
OLIN mengatasi problem yang kerap dialami di apotek. Teknologi digital akan membantu pengelolaan apotek sehingga menghemat waktu, mengurangi kesalahan input, meminimalkan risiko stok mati dan situasi kehabisan stok.
Latar itulah yang menjadikan GP Farmasi Indonesia DKI Jakarta memberikan dukungan penuh pada aplikasi OLIN.

Seluruh apotek di Indonesia diharapkan turut menggunakan aplikasi OLIN dalam membantu proses pengelolaan apoteknya. “Dengan semakin banyak sistem yang tersedia dalam aplikasi OLIN maka saya yakin aplikasi ini akan menguntungkan apotek, tidak hanya bagi masyarakat,” kata Teddy.
Willy Jong yang juga Pengurus G.P. Farmasi Indonesia DKI Jakarta mengungkapkan rasa optimisnya tentang gaya hidup era digital yang menjadikan bisnis industri farmasi khususnya apotek makin menguntungkan asalkan menyesuaikan diri terhadap kebutuhan masyarakat. Meski, dia tambahkan bahwa pengelolaan apotek bukanlah perkara mudah.
“Untuk memulai bisnis apotek, setiap pengusaha apotek akan dihadapi sejumlah tantangan mulai dari permodalan, proses perijinan, pengadaan barang, pengelolaan operasional dan pemasaran ataupun promosi dari apotek itu sendiri termasuk pencatatan stok barang,” beber Willy Jong.
Solusi Apoteker
PT. Digital Pharma Andalan Indonesia adalah salah satu perusahaan Start-Up Anak Bangsa yang meluncurkan aplikasi OLIN – All in One Pharmacy Management System. Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi membantu pebisnis apotek dalam menyederhanakan proses operasional serta meningkatkan produktivitas.
Aplikasi OLIN dirancang agar pengelolaan apotek lebih efisien sesuai tagline “All-in-One Pharmacy Management System. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam pengelolaan apotek dan dirancang dengan tampilan antarmuka (interface) intuitif dan ramah pengguna.
“OLIN menyediakan fitur penjualan, importir dan keperluan lainnya. OLIN ini dapat diakses oleh siapa pun. Aplikasi yang terbuka untuk setiap apotik ini sudah satu tahun dan baru sekarang diluncurkan soft launchingnya,” papar Direktur PT. Digital Pharma Andalan Indonesia Januarto.
Menurut Januar, aplikasi OLIN menawarkan keuntungan kemudahan dalam pengelolaan apotek secara digital dari awal hingga akhir (end-to-end). Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan kebutuhan pembelian produk dari distributor, penjualan kepada pelanggan, baik melalui saluran online maupun offline, pengelolaan tingkat persediaan (stok) secara efisien, sampai kepada proses laporan, dan evaluasi.
Diharapkan, OLIN mampu memenuhi ketersediaan barang (obat). Sebab, OLIN telah bekerja sama dengan PT. Millenium Pharmacon International, TBK yang merupakan distributor farmasi resmi terkemuka yang telah berdiri sejak tahun 1952 dan telah memiliki 33 cabang di seluruh Indonesia
OLIN juga menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing apotek, seperti menggunakan sistem infrastruktur yang telah dimiliki sebelumnya. “Jadi, bagi apotek yang sudah lama berdiri, tidak perlu mengubah sistem dan infrastruktur apapun,” pungkas Januarto. @