Trend Belanja Online Menggila, Pedagang Baju Pasar Leuwiliang Mengeluh Sepi

Para pedagang tetap mempertahankan harga untuk memancing agar pembeli tetap datang dan belanja.

Sudah tidak dapat dipungkiri dan dihindari lagi, trend belanja online kini sudah merajalela dan mendominasi dikalangan masyarakat luas baik masyarakat yang ada di kota maupun dipelosok desa. kemajuan teknologi yang begitu pesat memang sudah merubah pola hidup seseorang.

Read More

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat ini nampaknya juga di keluhkan oleh beberapa pedagang pakaian yang berada di pasar leuwiliang bogor.

Menurut pedagang pakaian yang ada disana, saat ini omzet menurun drastis karena kalah saing dengan belanja online yang sedang tren saat ini.

Seperti yang dikeluhkan Nina (40), pedagang pakaian di pasar tradisional Leuwiliang Menurutnya, anjloknya omzet pedagang karena penurunan pembeli mencapai 90 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Sekarang sepi, konsumen lebih banyak memilih belanja online dari pada belanja ke pasar untuk membeli Baju,”ujarnya kepada anjangsana.id, Selasa (5/9).

Nina mengungkapkan, sepinya pembeli sangat terasa ditahun ini. pengunjung/pembeli hanya ada di jam-jam tertentu saja itu pun jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. ada yang hanya sekedar cuci mata saja ada juga yang memang sengaja mencari baju yang tidak ditemukannya di online shop.

Bahkan dalam sehari ia mengaku omzet yang didapatkan kadang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, bahkan tak jarang hasilnya zonk, begitu pun dengan pedangang baju lainnya.

Meski sepi pembeli yang banyak beralih berbelanja online shop, dirinya menuturkan tetap mempertahankan harga untuk mengatasi menurunnya omzet saat ini.

Sementara pedagang lainnya, yakni Riky mengungkapkan saat ini yang bisa dilakukan olehnya dalam mempertahankan dagangannya hanya membuat grub wa untuk pembeli langganannya, dengan begitu dia mengaku masih bisa menjajakan dagangannya walau ditoko tempat jualannya tidak seramai dulu.@

Related posts

Leave a Reply