SEPTEMBER MENGERIKAN
seribu peluru persungutan liar-
dimuntahkan
dari genting rumah
jatuh di dasar sumur
air tanah
makin memuakkan
bahkan suara ledakannya
tak mampu tembus
cakrawala garis jingga
ditelan minyak jelantah
dikunyah bau busuk
mulutnya
siapa lagi awal bulan ini
mau memberi sepotong daging segar
jelang hari ketujuh mengetuk pintu
tannyamu
seperti suara kidung
putus asa
mari,
tetap kita nyalakan obor
berjalan dengan tiang api
di atas mezbah sajakku
pesta kelaparan
mau digelar
hambar
ingat, teriakmu
tak ada hawa napsu birahi
dikunci tiap dinihari
menebar benih kesakitan
sangat membosankan
pergilah ke gurun pasir
tusuk tenggorokanmu
pecah
berdarah
tak ada hujan
september telah datang
makin mengerikan
Jakarta, Jumat 1 September 2023
EKSIM AKUT
pagi berkabut lepra
kembali aku bertengkar
dengan matahari kelaparan
bau busuknya
menyebar sampai ke ruang-ruang
bedah peradangan
rumah sakit fakir miskin
di ibukota pinggiran kota
sampai sekujur kulit tubuhku
berubah rupa ruam memerah
terluka kesunyian
kesendirian
nafas hidup hari esok
semakin gatal
tak menular
pesan dokter spesialis kekusaman
harus rajin
menabur benih obat
di lahan pekarangan
ruang tamu tak berlampu
selalu saja dilayangkan
doa syafaat kekurusan
menyalin ayat-ayat kitab suci
sejak dinihari
rasanya nyeri
entah sampai kapan
haruskah sajakku bunuh diri
Jakarta, Selasa 29 Agustus 2023
TIBA-TIBA TELEPON SELULER MENANGIS
Htiba-tiba telepon seluler menangis
airmatanya mengalir
sampai membatu
dari seberang pulau terluar
terdengar suara kebencian
seribu persungutan disiram
air hujan semalaman
tak mampu lagi
mengurai kemiskinan sosial
bertubi-tubi dinyanyikan
dengan rebana kematian
khotbah yang paling membosankan
selalu disampaikan
bila tiba hari perhentian
sungguh menegangkan
padahal di ranjang ini
sudah tak ada lagi persetubuhan liar
hanya tersisa makanan keterasingan
bersiap turun ke dunia
tanpa suara percakapan
tanpa ada pengharapan
Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2023
HARI INI KAMI BERJANJI
hari ini kami telah berjanji
beralaskan kitab suci
diiringi kidung dan rebana
renungan jelang pagihari
tak kibarkan lagi
bendera kekalahan diri
turunkan sabda semawi
biarlah matahari pagi ini
bersinar tembus sampai
ke hunian hati
roh dibaharui
membawa seperangkat rezeki
emas, perak, bau kemenyan
hasil tambang sendiri
untuk dinikmati
sampai turun ke dasar akar bumi
bukan untuk orang mati
kecuali saudara tak kembar
masihkah mau bersembunyi ?
biar tak jenuh kupanggil namamu batuk kering
lewat udara yang terluka
lantaran napsu birahi
membuntingi kemarau
yang tak kunjung selesai
menetaskan telurnya
lantaran cuaca selalu terbakar
api kobarkan penderitaan
Jakarta, Rabu 30 Agustus 2023
HARI PERHENTIAN DIBUNGKUS AIR HUJAN
hari perhentian
dibungkus air hujan
seperti aku
tak punya
pengharapan
berkobar-kobar
dalam pelayanan
menetes air
sepanjang sungai kehidupan
aku terus bertukar cakap
setelah kemarau
cuaca makin terbakar
dengan air rawa
yang juga kepahitan
jadi kemelaratan
pada awal
tahun-tahun
paling mencemaskan
haruskah tubuhku terbang sendirian
ke tingkap langit ketiga
sambil minta hujan ini
jadi berkat kenyataan
membasahi mata kiriku
berkemas menuju
pembaringan
tempat mimpi-mimpi teduh
tak mungkin berubah lagi
oh, kesunyian ini
sungguh melelahkan
Jakarta, September 2023
BIODATA
Pulo Lasman Simanjuntak dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP- Jakarta).
Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul Meditasi Batu. Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 26 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Saat ini sebagai anggota Sastra ASEAN, Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ) Sastra Nusa Widhita (SNW) ,Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta, Penikmat Seni Budaya, Storia Sastra, Bengkel Narasi, Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Sastra Reboan dan anggota Sastra Indonesia.
Bekerja sebagai wartawan dan rohaniawan, bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.@