Uji Nyali di Lereng Barat Gunung Sumbing

(Wonosobo – anjangsana) Deru kendaraan roda dua memecah keheningan di pagi nan asri di lereng barat gunung Sumbing. Tidak hanya sekali namun lalulang kendaraan roda dua tersebut semakin padat. Anehmya tidak ada satu warga pun yang merasa terganggu dengan kebisingan tersebut. Usut punya usut akhirnya terkuak, ya deru kendaraan tersebut merupakan salah satu mata pencaharian warga setempat. Mereka adalah pengemudi ojek motor yang akan mengantarkan pendaki dari basecamp menuju pos 1 gunung Sumbing.

Simaksi dan tiket ojek.
Sebelum memulai pendakian, diwajibkan bagi para pendaki untuk mendaftar dan mengisi biodata dilembar yang sudah disediakan. Pendaki wajib mencatat data diri dan barang yang akan dibawa untuk mendaki. Setelah melengkapi persyaratan prndaki dikenakan biaya masuk ke taman nasional sebesar Rp. 30.000′- perorang. Dan jika pendaki ingin mempercepat waktu tempuh disediakan jasa ojek motor sebesar Rp. 25.000,- perorang sampai pos 1. Tidak hanya sampai pos 1, jasa ojek motor bisa mencapai pos 2 gunung Sumbing dengan biaya Rp. 75.000′-. Jika ditempuh dengan berjalan kaki dari basecamp menuju pos 1 gunung Sumbing, diperlukan waktu sekitar 1 hingga 2 jam, namun jika menggunakan jasa ojek hanya butuh waktu sekitar 5 menit.

Bacaan Lainnya

Antri di shelter ojek
Setelah pendaki selesai dengan simaksi di basecamp Garung, Butuh, Kec. Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah saatnya memulai pendakian. Pendakian bisa dengan jasa ojek atau berjalan kaki. Jika sudah memegang tiket jasa ojek, pendaki harus menunggu antrian di shelter yang sudah disiapkan.

Ada yang berbeda dari ojek pada umumnya. Jika kebiasaan kita menumpang ojek duduk di jok belakang, tidak dengan ojek di basecamp gunung Sumbing ini. Para penumpang justru harus duduk didepan dan sang pengemudi justru duduk dibelakang penumpang.

Uji nyali uji mental
Ternyata menuju pos 1 atau 2 gunung Sumbing menggunakan jasa ojek tidak senyaman yang dibayangkan. Begitu memasuki areal pendakian yang jalurnya masih sama dengan jalur warga menuju kebunnya ini mulai membuat nyali ciut. Bagaimana tidak ciut, jalurnya yang didominasi batu ini memiliki tanjakan yang luar biasa. Ditambah disebelah kanan atau kiri berupa jurang yang sangat tinggi. Dan yang membuat ketar ketir adalah bagaimana sang pengemudi ojek mengemudikan kuda besinya. Semenjak awal sang pengemudi sudah mulai menarik gas dengan kecepatan tinggi, padahal jalan yang dilalui nampak mustahil di gasak dengan kecepatan tinggi. Jalan menanjak dan terjal kiri kanan jurang menganga, salah menggasak jalan batu nyawa taruhannya. Pendaki di buat takjub dengan keliahaian pengemudi dalam mengndalikan kendaraannya, rasa takut dan takjub menjadi satu. Adreanalin terpacu, nyali teruji dan mental tergali. Tidak ada kata mampu terucap hanya diam menahan ngeri. Kadang pendaki harus ikut terbang bersama kendaraan tersebut karena melalui jalan yang bergelombang. Tidak sedkitipun sang pengemudi mengendurkan kecepatannya, bisa dibilang semakin tinggi akan semakin ditambah kecepatan. Lima menit yang mendebarkan, lima menit yang menakutkan.

Ada perasaan lega ketika pendaki sudah sampai tujuan di pos 1, hampir semua pendaki yang setelah turun dari kendaraan akan mengucapkan kata “gilaaaaaaaa…….” sebagai tanda kekaguman dan ketakutan yang menjadi satu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan