Dibalik Keindahan Alam Gunung Salak Endah, Kampung Lokapurna Menyimpan Sejarah Perjuangan

BOGOR – Kampung Lokapurna di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor dikenal dengan Kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) yang menyimpan banyak keindahan panorama dan kekayaan alam juga menyimpan belasan airterjun. Namun, tak banyak yang tahu kawasan wisata itu menyimpan nilai-nilai sejarah dan perjuangan.


Di balik keindahan alamnya, desa wisata ini merupakan petilasan terakhir pasukan Hizbullah wilayah Bogor Barat pimpinan Mayor Sholeh Iskandar, tokoh pergerakan yang mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintah. Para gerilyawan yang tergabung dalam Batalyon O ini dikenal mumpuni dalam menjaga kedaulatan RI seusai Perjanjian Renville. Usai perang kemerdekaan, mereka ingin tetap tinggal di Bogor Barat.

Read More


Dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor, lokasi Kampung Lokapurna sendiri berjarak sekitar 45 kilometer dan berada di kaki gunung salak.


Sedikit mengulas Kampung Lokapurna yang merupakan sebuah perkampungan veteran tentara yang telah berjasa dalam mengusir para penjajah di tanah air.


Darul Dinar merupakan generasi ke tiga merupakan cucu seorang pendiri Kampung Lokapurna menjelaskan, asal usul penamaan Lokapurna berasal dari singkatan Lokasi Purnawirawan.


“Saya merupakan generasi ke tiga, dan kebetulan saya adalah cucunya, penamaan Lokapurna itu dari kakek saya merupakan singkatan dari Lokasi Purnawirawan dan kebetulan kakek saya merupakan seorang Veteran,” ungkap Darul Dinar kepada wartawan pada,  Jumat 9 Agustus 2024.


Darul Dinar menyampaikan bahwa kakek nya tersebut bernama Muhammad Fa’i dahulunya merupakan ketua pimpinam proyek Lokapurna pada saat itu menyusun keanggotaan untuk membuat wadah bernama Proyek Pertanian Veteran. Sebanyak 75 anggota Legiun Veteran mengajukan diri untuk meminjam kawasan hutan.


“Jadi, dahulunya Lokapurna ini merupakan tempat tinggal purnawirawan setelah berjuang pada saat itu melawan penjajah kemudian Kakek saya beserta 75 anggota veterannya memohon untuk diposisikan dan ditempatkan itu atas dasar diskusi dengan presiden saat itu,” katanya.


Darul Dinar mengatakan, awal pembukaan lahan yang ada di wilayah Gunung Salak seluas 256,77 hektare pada tahun 1967 dan kemudian pada tahun 1987, SK penempatan wilayah tersebut pun terbit untuk dijadikan sebagai tempat tinggal bagi para purnawirawan.
Kini Lokapurna pun telah berdiri selama 57 tahun dan kawasan perkampungan tersebut ditinggali oleh para keturunan dari para veteran.


“Sampai saat ini generasi kedua sama generasi ketiga, tapi masih ada satu veteran yang masih hidup di antaranya adalah Mbah Uki. Penduduknya saat ini kurang lebih hampir 1.000 KK, wilayahnya seluas 256,77 hektare terdiri dari 2 (dua) RW dan 8 (delapan) RT,” katanya.


Meski aroma militer di Kampung Lokapurna saat ini tak sekental dulu, namun para penduduknya yang merupakan keturunan veteran masih memegang teguh kekompakan dan gotong royong.


Darul Dinar mengatakan, sejarah merupakan warisan yang harus terus dijaga dan dilestarikan, karena dari sejarah kita tahu darimana kita berasal.


“Diantaranya adalah bagaimana mempertahankan satu kesatuan yang saat ini kami lakukan seperti gotong royong karena kami dari dahulu mengutamakan gotong royong terutama bagaimana membangun jalan termasuk menciptakan sarana prasarana edukasi yang ada disini,” katanya.


Sehingga, kata dia disetiap tahunnya di wilayah itu memang selalu mengadakan kegiatan hari jadi Lokapurna.


“Biasanya bapak saya memberikan penjelasan tentang sejarah yang dilakukan oleh para Veteran sehingga proses terbentuknya Kampung Lokapurna ini,” katanya.
Potensi wilayah yang dimiliki oleh Lokapurna pun sangat besar, sebagian masyarakatnya menggantungkan hidup dari dunia pariwisata.


Kawasan wisata Gunung Salak Endah (GSE) yang terkenal akan panorama alam yang indah berupa curug-curug pun sebagian besar masuk ke dalam wilayah Lokapurna.


“Dulu itu tahun 87 yang lalu ini proyek cengkeh, karena seiringnya waktu, bapak saya dengan Bupati Bogor pada saat itu membentuk Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) sehingga ini dibuka menjadi rekreasi alam terbuka,” katanya.

Related posts

Leave a Reply