Warna-warni Cupang Hias, Primadona di Masa Pandemi.

Foto; anjangsana/ Agus Arrohman Sari - IKAN CUPANG ATAU BETTA.SP

Tahun 2020 seakan menjadi awal tren ketika pandemi mewabah. Masyarakat banyak di rumah. Kegiatan hobi dari tanaman, hewan peliharaan hingga ikan hias, bermunculan. Ikan hias, betta, atau biasa disebut akrab dengan ikan cupang, menarik minat penggemar bahkan peternak dadakan. Mereka terpikat pada keindahan dan keelokan warna warni tubuhnya.

Bacaan Lainnya

Ya, memang itulah kenyataannya hampir semua kalangan mulai dari pengusaha, artis sampai warga biasa semua ikut terbius trend ikan cupang. Penggemarnya pun tidak hanya dari anak-anak dan remaja saja yang sudah tua pun ikut mengkoleksinya.

Selain bentuknya yang memang indah dimata jika dipandang, harganya yang cukup fantastis dan sangat menjanjikan jika di budidayakan seakan menjadi virus tersendiri dikalangan peternak ikan hias. Maka tak heren lagi jika sering kita jumpai kios kios pedagang ikan cupang dipinggir jalan mulai dari sudut kota sampai ke pelosok perkampungan. 

Ternyata selain hidroponik dan aglonema, memelihara dan membudiyakan ikan cupang hias adalah salah satu primadona baru di kalangan masyarakat indonesia saat pandemi. Ikan cupang hias menjadi sangat populer karena keunikan dan keindahan sirip serta ekornya yang besar sehingga terlihat seperti ikan yang sedang memakai gaun bak model papan atas.

Faisal, seorang pemuda asal Leuwisadeng Kecamatan Leuwiliang, Bogor, adalah contohnya. Ia menjadi peternak dadakan karena terbius oleh pesona keindahan ikan cupang. Hingga akhirnya memutuskan untuk ikut membudidayakan ternak ikan cupang hias. Alhasil lahan kosong yang tepat berada di belakang rumahnya pun disulap menjadi kolam-kolam ikan yang terbuat dari terpal dan gentong kosong yang sudah tak terpakai.

Hanya modal nekat, celotehnya kepada kami saat diwawancarai. Kemudian ia melanjutkan ceritanya. awal mula dirinya merintis usaha ternak ikan cupang ini hanya sekedar iseng ikut trend saja. Dengan bermodal uang yang tak seberapa besar dan melihat cara pembudidayaannya melalui kanal youtube, faisal lalu berhasil memujudkan impiannya. Pundi pundi rupiah dari hasil jerih payahnya beternak ikan cupang sempat ia nikmati dimasa kejayaan trend ikan cupang.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, meningkatnya jumlah peminat juga berpengaruh terhadap kenaikan ikan yang memiliki postur mungil ini. Menurutnya tak ada ruginya memelihara ikan cupang asal kan telaten dalam merawat dan memberi makan.

Basmi Jentik hingga Dikembangbiakkan

Tidak hanya bentuk dan warnanya saja yang menarik untuk di koleksi, perlu kita ketahui ternyata, ikan cupang yang aslinya berasal dari Amerika tengah dan Amerika selatan ini sudah masuk ke Indonesia pada tahun 1920. Lalu dikembang biakkan serta dimanfaatkan untuk membasmi jentik dan larva nyamuk malaria.

Selain berfungsi sebagai pembasmi jentik nyamuk ikan cupang khususnya cupang hias juga bisa kita jadikan sebagai obat penghilang rasa stres atau suntuk dikala kesibukan melanda kita, karena dengan melihat ikan cupang yang berenang di dalam akuarium ditambah dengan warna warni dan bentuknya yang menarik akan membuat perasaan jadi lebih rilex.

Hal itu didukung dengan sebuah penelitian ditahun 2015 yang dilakukan oleh para pakar National Marine Akuarium, Plymount University bersama dengan University  of Exeter, yang mengungkapkan bahwa memandangi ikan di dalam akuarium dapat mengurangi tekan darah dan menstabilkan tekanan jantung.

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Environment & Behavior itu, menyebutkan bahwa semakin banyak ikan yang berada di sebuah akuarium yang dapat menarik perhatian seseorang, maka akan semakin baik meningkatkan suasana hati.@ (Agus Arrohman Sari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan